Senang juga mendapat tugas dari
kantor untuk ke Kecamatan Adonara Timur. Dalam benak saya, langsung beriktiar, setelah tugas selesai saya akan
mengunjungi pantai Watotena, sebuah pantai yg cukup indah di selatan pulau
Adonara. Kai ini berarti yang ketiga kalinya saya akan mengunjungi pantai yang indah, banyak yang bilang sebagai "the Hidden Paradise" alias.."surga yang tersembunyi"
Sekitar jam 8 pagi, dengan Honda Versa plat merah.. saya sudah berada
di pelabuhan Larantuka untuk kemudian dengan perahu motor kecil yang memuat sekitar sepuluh orang ditambah 6 buah sepeda motor, kami pun berlayar menyebrang ke pulau
Adonara . Setiap penumpang yang membawa sepeda motor dikenakan tarif Rp 20.000.-.
Tidak lama memang... dg jarak tempuh cuma 15 menit dan kebetulan laut pun sedang tenang.. kami "sandar" di dermaga Tobilota... Dari Tobilota jika kita mengarahkan pandangan ke arah utara, terlihat kota Larantuka, ibukota Kabupaten Flores Timur di ujung pulau Flores, yg berada di bawah kaki gunung Ile Mandiri.
Tidak lama memang... dg jarak tempuh cuma 15 menit dan kebetulan laut pun sedang tenang.. kami "sandar" di dermaga Tobilota... Dari Tobilota jika kita mengarahkan pandangan ke arah utara, terlihat kota Larantuka, ibukota Kabupaten Flores Timur di ujung pulau Flores, yg berada di bawah kaki gunung Ile Mandiri.
Selanjutnya bersama teman kantor, pak
Martin Bali Masan.. kami melanjutkan perjalanan menyusuri sepanjang pantai dan
bukit di ujung barat pulau Adonara ke arah selatan dan timur puau Adoanara menuju Waiwerang, kota Kecamatan Adonara Timur. Harus ekstra hati-hati memang menyusri jalan
ini.. karena kondisi jalan benar-benar memprihatinkan.. di sana-sini jalan
berlubang.. bagian-bagian aspal sudah banyak yang rusak dan berlubang..
sepertinya kondisi ini sudah sejak 10 tahun terakhir tdak ada pemeliharaan.. hanya
mungkin sekitar 10% bagian ruas jalan yang agak baik karena baru diperbaiki.
Dan jam 10 pagi pun kami tiba di kantor camat.. Sekitar 3 jam kami menyelesaikan kegiatan di kantor camat . Setelah makan siang di warung padang, saya bersama teman yang juga penduduk asli Adonara, menuju pantai Watotena. Dua tahun sebelumnya saya pun pernah ke pantai ini. Dan karena keindahannya itu saya ingin mengunjunginya lagi. Setelah menempuh jarak 6 km ke arah timur dari Waiwerang kami pun sampai di kawasan Nihaone Desa Bedalewun Kecamatan Ile Boleng... untuk menuju ke pantai, dari jalan utama kami harus “masuk agak ke dalam” sekitar 2 km dengan kondisi jalan yang belum bagus.. jalan tanah dan di bagian-bagian tertentu di-semenisasi.. Jalan ini pun secara swadaya dibuat oleh warga desa.
Begitu memasuki kawasan pantai Watotena terlihat ada beberapa “gazebo” yang dalam bahasa lokal di sebut “oring” yang sudah tua dan tidak terawat. Beberapa Oring digunakan utk berjualan makanan ringan oleh penduduk setempat tetapi hanya di hari libur/minggu saat banyak pengunjung. Di hari biasa/ hari kerja seperti saat mengunjungi pantai ini, dibiarkan kosong.
Dan jam 10 pagi pun kami tiba di kantor camat.. Sekitar 3 jam kami menyelesaikan kegiatan di kantor camat . Setelah makan siang di warung padang, saya bersama teman yang juga penduduk asli Adonara, menuju pantai Watotena. Dua tahun sebelumnya saya pun pernah ke pantai ini. Dan karena keindahannya itu saya ingin mengunjunginya lagi. Setelah menempuh jarak 6 km ke arah timur dari Waiwerang kami pun sampai di kawasan Nihaone Desa Bedalewun Kecamatan Ile Boleng... untuk menuju ke pantai, dari jalan utama kami harus “masuk agak ke dalam” sekitar 2 km dengan kondisi jalan yang belum bagus.. jalan tanah dan di bagian-bagian tertentu di-semenisasi.. Jalan ini pun secara swadaya dibuat oleh warga desa.
Begitu memasuki kawasan pantai Watotena terlihat ada beberapa “gazebo” yang dalam bahasa lokal di sebut “oring” yang sudah tua dan tidak terawat. Beberapa Oring digunakan utk berjualan makanan ringan oleh penduduk setempat tetapi hanya di hari libur/minggu saat banyak pengunjung. Di hari biasa/ hari kerja seperti saat mengunjungi pantai ini, dibiarkan kosong.
Jalan menunju pantai Watotena, dari jalan utama yang beraspal, sekitar 2 km ke arah pantai masih berupa jalan tanah dan semenisasi |
Watotena sendiri memiliki pantai
berpasir putih.. Pasir putih di pantai ini begitu halus,
bersih dan hampir tidak ada sampah karena memang pantai ini hanya ramai pengunjung
di hari libur saja. Air lautnya bersih bening seperti tanpa
kaca.. (hehehe.. seperti iklan sabun cuci saja..).
Begitu melihat airnya yang
bening dan di bagian bibir pantainya berwarna tosca, sangat menggoda iman untuk
langsung nyeburr apalgi saat saya kesana matahari bersinar cukup terik dan
lumayan gerah...... sayangnya saat
berkunjung saya memakai pakaian dinas dan tidak membawa pakaian ganti... Jadi hanya cukup puas-puasin mata memandang dan
jeprat-jepret mengabadikan keindahan “hidden paradise” ini...
Pantai Watotena dengan pasir putih yang halus dan bersih serta air laut yg bening berwarna tosca dan biru |
Pantai Watotena, sebuah "hidden paradise".... pantai berpasir putih diantara batuan cadas... |
Beberapa bagian pantai dipisahkan oleh
formasi batuan karang berwarna hitam dan agak cadas/tajam, dan batu-batu tersebut terlihat membentuk formasi yang indah. Ada yang bilang mungkin
itu batuan magma dr letusan gunung api Ile Boleng ratusan tahun yang lalu... Namun ada bagian batu
tertentu yang menurut warga setempat sebenarnya
adalah kapal yang dulu terdampar dan
telah membatu (sehingga disebut Wato Tena = batu kapal), demikian pula
batu-batu kecil di sekitarnya diyakini sebagai jelaman dr awak kapal yg telah membatu.
Kejadian mistik ini diceritakan turun temurun
dalam versi yang berbeda-beda.
Sayangnya saya tidak dapat informasi yang cukup banyak tentang cerita atau legenda Watotena. Kalau dilihat sepintas sepertinya
formasi batuan dlam foto dibawah ini seperti bekas2 bentuk kapal.
Batu karang yang diyakini sebagai bekas kapal yg telah membatu.... sehingga pantai ini disebut Watotena (Wato=batu dan tena=kapal) |
Batu-batu karang di sekitar pantai Watotena.. |
Kesunyian, suara deru ombak yang tidak terlalu besar dan birunya lautan serta kita bisa melihat dua pulau lain (pulau Solor dan pulau Lembata) di kejauhan sana, berasa seakan kita berada di pulau pribadi dan kitalah satu-satunya yg ada di pulau ini... (yang lain kontrak tapi sedang pulang kampung... hehehe...).
Sempat terlintas untuk sekedar menikmati alam bawah lautnya, melihat keindahan terumbu karang didalamnya, namun sayang tampaknya ada nelayan yg sesekali melakukan aktifitas pemboman ikan sehingga merusak ekosistem dan terumbu karang di pantai yang indah ini. Padahal, bila saja terumbu karang terpelihara dengan baik, bisa merupakan salah satu jenis wisata yg bisa ditawarkan selain pantai pasir putihya yang indah..
Setelah sekitar 1 jam meikmati pesona Watotena, saya pun meninggalkan pantai ini...
Berharap.... saya akan kembali lagi ke sini untuk mandi, snorkeling, mungkin juga mancing.. dan tentunya jeprat-jepret... Semoga saya bisa abadikan momen sunrise / sunset di pantai Watotena..
Airnya yg bening cukup menggoda untuk snorkeling... namun sayang spot-nya sangat terbatas |
Berharap.... saya akan kembali lagi ke sini untuk mandi, snorkeling, mungkin juga mancing.. dan tentunya jeprat-jepret... Semoga saya bisa abadikan momen sunrise / sunset di pantai Watotena..
Dan...walaupun perjalanan pulang harus kembali menyusuri jalan yang kurang bagus... namun seolah tak terasa karena disguhi pemandangan indah gunung api Ile Boleng yang berdiri kokoh di kejauhan sana...
Sebagian jalan masuk ke pantai Watotena masih berupa jalan tanah.. namun kita seakan lupa kondisi ini dengan menyaksikan gagahnya gunung api Ile Boleng |
Untuk
pulang ke rumah di Larantuka, saya tidak perlu kembali menyusuri jalan yang
semula dilalui waktu datang; cukup menuju pelabuhan Waiweran kemudian menumpng
kapal motor kayu; duduk manis selama atau tidur-tiduran di bangku panjang yang
tersedia dan 1,5 jam kemudian sdh tiba di Larantuka... Selama pelayaran kita
juga disuguhi pemandangan indah sepanjang selat Solor, selat sempit antara
pulau Solor, Adonara dan Flores...
Dari anjungan kapal kita bisa menikmati Panorama alam laut Flores yang indah selama pelayaran menyusuri selat Solor... |
So..... ayo ke Watotena, "The Hidden Paradise" di pulau Adoanara, NTT.. dan nikmati sensasi lain dalam traveling anda....
Info tambahan:
untuk sampai ke Watotena, kalo starting pointnya dari Denpasar (Bali), bisa melalui rute berikut:
untuk sampai ke Watotena, kalo starting pointnya dari Denpasar (Bali), bisa melalui rute berikut:
a. Denpasar – Maumere (Pesawat) lalu Maumere-Larantuka (jalan darat dg mobil travel/bis umum atau sepeda motor), lalu dari Larantuka dengan kapal laut dan sepeda motor ke Adonara (Watotena)
b. Denpasar – Kupang - Larantuka (pesawat) selanjutnya Larantuka – Adonara seperti rute di atas..
Jadi... tunggu apalagi.... pastikan anda agendakan utk traveling ke Watotena, "The Hidden Paradise"
Jadi... tunggu apalagi.... pastikan anda agendakan utk traveling ke Watotena, "The Hidden Paradise"
.
ayo..ke puncak ile boleng
BalasHapus