Senin, 25 Mei 2015

MEKO, pulau pasir timbul di Flores Timur, the dreamland


“kringgg... kriiinngg.... waktunya untuk bangun...sekarang pukul 04.30”...
 bunyi alarm telpon genggamku berkali2 membangunkan tidurku yg juga membuyarkan mimpi indahku kali ini dlm episode ‘terdampar di pulau eksotik’... tak apalah...  pikirku dlm hati..  walaupun tadi itu  cuma mimpi.. tapi sebentar lagi “the dream comes true..”...mimpi akan menjadi kenyataan...
Kucek2 mata... regangkan badan dan langsung lompat dr tempat tidur.. bersih2... prepare segala sesuatunya ... .liat cek list yg hrs dibawa ternyata sudah lengkap.... dan... GO..!!!!... walopun pagi itu lumayan dingin tapi dengan semangat ‘45..  tancap gas ke pelabuhan PPI Larantuka sebagai meeting point...  Hari ini (sabtu, 23 Mei 2015) bersama teman2 akan melakukan perjalanan  dengan judul “Fam Trip 1 day sail around Adonara island” yg dalam itinerary-nya dijadwalkan berangkat pukul  05.00 wita....


Tiba di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Larantuka baru ada beberapa orang  dari rencana  30 orang partisipan dlm trip kali ini... kami pun ber-say hello dan tanya asal serta  kabar masing2...
Sedang  asyik2 ngobrol.. ada penyampaian dari panitia bahwa kami harus berpindah ke pelabuhan Larantuka karena  kapal tidak bisa bersandar di PPI... kami pun harus bergeser sekitar 500 meter ke pelabuhan sebelah..

Satu persatu peserta trip berdatangan.... total 28 orang (sebenarnya peserta yang mendaftar 32 orang tapi sampai detik-detik terakhir ada yang tanpa brita walaupun sudah dikontak berulang-ulang.... mungkin ketiduran....).. Peserta trip kali ini, dari  Larantuka, selain saya, ada pak Alamsyah, no Ambo, bang Hexsa  dan beberapa dokter internship di Larantuka (dr Greta, drg Risna), ada yang dari Pertamina, dll.... juga ada bang Simon Lamakadu dr Jakarta, dan om Ebed dari surat kabar online Flores Bangkit.  Partisipan lainnya adalah teman2 komunitas MofersFotografrer dari Maumere seperti  bang Tribuana, tata Mphy, ada juga mba Mariana Tanjung dan suami.. juga ada 8 orang peserta yang berasal dari  PLTU Ropa, Ende.. sedangkan Event Organiser alias panitianya adalah om Joddy, ama Ansis dan bang Wilbert yg merangkap sebagai guide..Pukul 05.10 wita  tali kapal pun dilepas dari tambatannya.... dengan ditemani 8 orang ABK kami pun memulai pelayaran di pagi hari yang dingin dengan rona fajar yang  mulai muncul di balik pulau Adonara.

peserta trip umumnya mengambil posisi di top roof kapal untuk menikmati sunrise yang indah

Laut pun tenang., Kapal melaju dengan mantap memasuki selat sempit antara pulau Adonara dan Solor... Peserta trip yang kebetulan sebagian besar adalah penggemar fotografi, mereka pun mengambil posisi masing-masing... umumnya di top roof  (atap) kapal untuk mengabadikan view sunrise.. pagi itu sang mentari muncul dari balik gunung Ile Boleng, sebuah gunung aktif dengan ketinggian 1.659 mdpl yg juga sebagai landmark pulau Adonara...  (suatu saat saya ingin mencapai puncaknya... hehehe..)

Sang fajar mengintip dari balik gunung Ile Boleng

Perjalanan mengelilingi pulau Adonara  pagi itu melewati selat sempit yaitu selat Solor dan selat Boleng dimana di sisi selatan terlihat pulau Solor dan pulau Lembata..Kedua pulau ini juga menyimpan sejuta pesona... smoga ada trip berikutnya mengelilingi  (sail ataupun overland) kedua pulau ini.. Dalam pelayaran beberapa kali kami berpapasan dengan sampan kecil atau bagan nelayan pencari ikan...
bagan nelayan dengan background bukit-bukit di puau Solor

Setelah 2  jam perjalanan kami melewati ibukota kecataman Adonara Timur, yaitu Waiwerang.. kota pelabuhan di pulau Adonara yang digadang-gadang sebagai calon ibukota Daerah Otonom Baru (DOB) di NTT, Kabupaten  Adonara yang sedang diperjuangkan...  saat kami melewatinya  Waiwerang masih diselimuti kabut pagi...

Waiwerang diselimuti kabut pagi... sejukk....

Kapal kayu KM Purin Lewo dengan mesin berkekuatan 320 PK melaju dengan kecepatan rata-rata 11-12 mil perjam. Om Faustinus, kapten kapal, mengemudikan kapal melewati selat Boleng dengan arus Watuwoko-nya yang terkenal cukup ganas.. was-was juga...tetapi yang sedikit menghibur.. menurut beberapa ABK pelayaran kali ini tidak ada yang perlu dikhawatirkan apalagi di sisi kiri lambung  kapal terlihat beberapa ikan lumba-lumba sesekali muncul ke permukaan memandu perjalanan kami.. dan menurut  keyakinan para pelaut bahwa itu menunjukkan bahwa pelayaran kali ini aman terkendali... (sayangnya camera saya selalu terlambat mengabadikan ikan lumba-lumba tersebut).  Arus Watuwoko sendiri merupakan pusaran arus yang terjadi karena pertemuan arus airlaut dari Laut Sawu dan Laut Flores melalui selat Solor, selat Boleng dan selat Flores..


salah satu pusaran arus Watowoko

Mengurangi rasa takut oleh putaran arus Watuwoko yang sempat mengombang ambingkan kapal kami... saya pun sengaja menyibukkan diri dengan memandang view yang indah sekaligus mengabadikan dengan camera jadul saya... Salah satu view yang indah adalah pemukiman nelayang Desa Boleng yang berada di kaki gunung Ile Boleng. Penduduk desa ini terkenal juga sebagai nelayan tangguh yang biasa mencari ikan sampai jauh  ke tengah samudra..

kampung Boleng di kaki gunung Ile Boleng

Selama perjalanan peserta Trip mengabadikan keindahan daerah sepanjang sisi pantai  pulau Adonara dan pulau Solor serta Lembata dari kejauhan.. 

Keluar dari  selat Boleng.. jauh disana telah terlihat tanda-tanda pulau pasir timbul yang dikenal sebagai pulau MEKO, yang merupakan destinasi utama perjalanan kali ini... kapal harus diarahkan memutar agak jauh karena kedalaman yang tidak mencukupi untuk dilalui kapal di sekitar pulau pasir dan pulau-pulau kecil lainnya karena dikuatirkan dapat membuat kapal kami kandas atau karam. Setelah melewati dan mengitari beberapa pulau kecil di sekitar perairan Bani Meko--ada pulau Kelelawar, pulau Ipet, pulau Watan Peni (2 pulau yg akan terlihat tersambung saat air laut surut)-- sekitar jam 10.00 wita  kapal kami pun mendekati pulau pasir Meko, om Jody dan om Simon menghubungi pak Kamilus dan pak Lambert.. warga asli Adonara, yang menjadi kontak person kami untuk bersama-sama mendarat di pulau pasir Meko.  Pak Kamilus Tupen Jumat dan pak Bernard sejak pagi telah berada di Desa Meko, desa/pemukiman nelayan terdekat dari pulau pasir Meko. Mereka datang dengan sebuah perahu/sampan ‘ketinting’ untuk memandu kami mendekati pulau pasir, sekalian mengangkut kami dari kapal Purin Lewo menginjakan kaki di pulau pasir Meko. KM Purin Lewo lego jangkar sekitar 30an meter dari garis pantai. Ketinting pun 5 kali bolak balik memuat kami, 4-6 orang sekali muat untuk dapat menginjakkan kaki di pulau Meko ini.


pulau pasir timbul, Meko, di perairan Adonara, Flores, NTT

Om Jody dan tata Mphy sudah tak sabar lagi menunggu ketinting.. mereka langsung terjun ke laut yang bening dan berenang menuju pulau Meko.
Sedangkan bang Simon Lamakadu yang telah siap dengan swim suit dan perlengkapan snorkeling  (masker/google, snorkel, fin) langsung terjun ke laut menikmati indahnya alam bawah laut..  

snorkeling time.... menikmati indahnya panorama alam bawah laut Meko

Setelah menginjakkan kaki di pulau pasir ini, terlihat expresi kebahagian yang tak terkira dari peserta trip ini.. karena ini pengalaman yang sangat berharga bisa berada di sini.. pulau di tengah laut.. tak ada satu pun tanaman yang tumbuh ataupun batu karang... hanya ada pasir putih yang sangat halus. Sedikit terlihat ada semacam sampah dari tanaman2 laut yang dibawa oleh gelombang laut dan terdampar/ tertinggal saat air laut surut. Ada juga beberapa sampah plastik. Sebagian dari kami ada yang memungut sampah plastik untuk di bawa ke kapal untuk diamankan sesampainya di Larantuka (hayoo.. dilarang membuang sampah ke laut..!!!!).

Masing-masing kami mengexplore pulau pasir yg luasnya kira-kira  setengah lapangan sepak bola ini. Ada yang hanya berjalan mengelilingi  pulau,  ada yang mandi di beningnya air laut..ada yang hanya bercengkerama bersama teman-teman, ada yang sibuk mengabadikan momen berharga ini. Camera pun beraksi... berbagai angle dan komposisi diatur untuk menghaslikan foto terbaik... tidak lupa foto selfi  baik sendiri2 maupun berkelompok, ada yang bergaya bak model terkenal.. ada yang melakukan foto levitasi dengan cara melompat setinggi2 nya.... berbagai gaya dikeluarkan demi mengabadikan bahwa pernah ada disini...   
.. foto2...di pulau pasir Meko

Dari hasil ngobrol-ngobrol santai... muncul konsep, ide dan usul saran  dari beberap peserta agar ada upaya untuk menjadikan tempat ini sebagai suatu kawasan konservasi karena selain ada pulau2 kecil dengan vegetasi dan biota serta satwa yg ada di kawasan ini yang perlu dilindungi misalnya adanya ribuan kelelawar yang mendiami pulau kelelawar, kemudian beberapa minggu sebelumnya ada ikan duyung (??) yang terperangkap di jaring nelayan, adanya terumbu karang, burung-burung laut dan mungkin masih banyak lagi flora dan fauna di darat dan laut yang belom terexplore dan teridentifikasi. Tidak lupa juga ada yang menyarankan untuk menjadikan pulau ini sebagai salah satu destinasi pariwisata di Flores Timur. 
Oiya... kami juga tidak lupa melakukan ritual ‘foto keluarga’ alias foto bersama.. hehehe....

Ritual wajib.. "foto keluarga"...
foto bersama peserta Fam Trip 1 day sail around Adonara island
Sebenarnya ini kali yang kedua saya mengunjungi pulau pasir Meko.. Pertama kali, tahun 2014 yang lalu kesana kami cuma bertiga, saya bersama Tata, teman asal Manado dan ama Papi (guide kami yg warga asli Adonara). Saat itu kami overland pulau Adonara sampai desa Meko lalu dengan sampan nelayan diantar ke pulau pasir. 
perahu nelayan yang mengantar kami ke pulau pasir
Sebelum turun, perahu kami terlebih dahulu mengelilingi pulau pasir tersebut. Ini salah satu gambar yang bisa saya abadikan saat itu.

pulau pasir timbul Meko, dari sisi yang lain
Saat itu kami menyaksikan banyak burung-burung laut yang terbang diatas pulau pasir tersebut. Katanya, kalo banyak burung laut berarti di sekitar situ banyak ikan-ikan kecil.. dan juga berarti ada ikan-ikan besar  di bagian yang lebih dalam lagi.. Alam pulau pasir Meko memang indah.

burung-burung laut bermain di atas pulau pasir...

Kembali ke laptop (pinjam istilahnya Tukul...hehe...), kita kembali ke cerita Trip kali ini....
Sekitar 2 jam kami berada di pulau pasir Meko. Mentari pun makin tinggi.. panas menyengat, perut minta segera diisi... kami pun berkemas-kemas... perahu ketinting kembali bertugas bolak-balik mengangkut kami kembali ke kapal.  Makan siang sudah menunggu... dengan menu hasil racikan ala chef Ansis, yaitu ketupat, ikan goreng, sayur rumpu rampe dan serundeng..  wah... maknyussss... kalo sudah begini... menu apapun yang ada rasanya hanya "enak dan enak sekali".. apalagi semuanya telah siap tersedia... dan... sepertinya menu kali ini adalah menu terlezat yang pernah kutemukan...  (ahaiiii....lebbay.....). bang Tribuana bahkan nambah..dan nambah lagi... (karena lezatnya menu yah.. bukan karena porsi mengikuti ukuran badan. hehe..peace bang Tri..).
ketinting bolak balik mengantar peserta trip PP dari kapal ke pulau pasir
Tepat jam 13.00 kapal pun angkat jangkar... deru mesin kapal terdengar memacu kapal memecah gelombang...sang kapten dengan hati-hati mengarahkan kapal menuju Larantuka... banyak di antara kami yang malah terserang penyakit wajib sehabis makan.. yaitu “ngantuk’.. dan beberapa dari kami mengambil posisi masing-masing untuk tiduuurr..., apalagi dininabobokan oleh ayunan-ayunan gelombang dan sepoi-sepoi angin laut. Kapal menyusuri pantai utara pulau Adonara. Di kejauhan terlihat kampung Sagu, kampung Adonara (di kampung ini ada danau Kotakaya dan sisa benteng Portugis), lalu memasuki selat Gonsalu menyisir pantai sekitar  Waiwadan dan  Wureh.
Rencana semula menyinggahi pulau Mas di perairan Tanjung Bunga, namun karena gelombang cukup besar sehingga kapal diarahkan langsung ke Larantuka. Sebelum bersandar ke pelabuhan Larantuka kami sempat mengitari pulau Waibalun.. yang berada
 di depan pelabuhan fery Waibalun.. pulau kecil  berbentuk bulat dan ditumbuhi beberapa pohon yang tampak indah hijau-menguning diterpa cahaya mentari sore melengkapi serunya perjalanan kami hari ini.
pulau Waibalun

Sekitar jam 16.30 kapal pun berlabuh kembali di pelabuhan Larantuka... kami pun mengakhiri perjalanan kami yang penuh kesan dan luar biasa... 
Fam Trip 1 day sail around Adonara island....with main spot, the Dreamland, MEKO...
Sayonara... sampai jumpa di Trip brikutnya...

oiya, untuk mencapai pulau pasir timbul,Meko... bila starting point-nya dr Denpasar, bisa dengan pesawat  ke Maumere lalu jalan darat, 3 jam ke Larantuka. Atau dari Denpasar terbang ke Kupang lalu dari Kupang ke Larantuka. Dari Larantuka ke pulau pasir Meko bisa carter kapal langsung ke pulau Meko atau  menyebrang dulu ke pulau Adonara (ada kapal reguler) lalu jalan darat sekitar 2 jam ke Waiwuring atau Desa Meko dan selanjutnya, nelayan setempat mengantar ke pulau pasir Meko dan pulau2 kecil lainnya di sekitar pulau pasir.

#AyoKeFloresTimur

13 komentar:

  1. mantapppp ... indonesia itu luar biasa ..... salam flobamora

    BalasHapus
  2. Trima kasih om...
    bae sonde bae.. flobamora lebe bae..
    Salam.. ;)

    BalasHapus
  3. Amzing...!!
    Izin share di instagram Bos... Semata-mata untuk memperkenalkan keindahan alam Flores Timur

    BalasHapus
  4. Tnx Bos...!! Foto-fotonya keren abis Bos..., dan bwt saya spot yg indah.., saat pemotretan pusaran arus Wato woko..

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe.. disela2 rasa takut yg sangat mengingat terkenal ganasnya arus watuwoko tsb.,,,,, disempat2in ambil gambarnya...
      Trims ya

      Hapus
  5. Itu dia Bos...!! Ini yg membuat aQ takjub.., krn masih bisa memotret spot dg bgitu indah..

    BalasHapus
  6. Balasan
    1. rencana bulan depan, September 2015 kami mau Trip keliling ujung timur pulau Flores (sekitar Tanjung bunga)...

      Hapus
  7. luar biasa keindahan alamnya...aku pribadi sangat bangga

    BalasHapus
  8. Contentnya sangat bagus dan bermanfaat sekali, terima kasih

    Perguruan Tinggi Indonesia Mandiri (PTIM)
    STMIK IM & STAN IM
    Menerima mahasiswa baru tahun akademik 2017/2018
    1. Teknik Informatika (S1) Terakreditasi BAN PT
    2. Sistem Informasi (S1) Terakreditasi BAN PT
    3. Manajemen (S1) Terakreditasi BAN PT
    4. Akuntansi (S1) Terakreditasi BAN PT
    Kelas Reguler dan Karyawan
    Jenjang S1 kelas Reguler ditempuh dalam 8 Semester (3,5 Tahun)
    Jenjang S1 kelas Karyawan A dan Kelas Karyawan B ditempuh dalam 8 Semester (2,7 tahun), 1 semester = 4 Bulan (Tri Semester).
    Pendaftaran :
    Kelas Reguler
    Kelas Karyawan

    Info lengkap :
    www.imandiri.id/pmb 🌎www.stmik-im.ac.id 🌎www.stan-im.ac.id Telp : (022) 7272672 | (022) 7208180
    Fax : (022) 7271693
    WhatsApp : 082211888879
    Email : Info@stmik-im.ac.id, Info@stan-im.ac.id
    Jl. Jakarta No. 79 Bandung 40272
    Jawa Barat – Indonesia







    BalasHapus
  9. Luar biasa ciptaan mu Tuhan,,salam kami anak NTT dari tanah papua

    BalasHapus